Jumat, 14 Juni 2013

Boaz Solossa dan Sergio Van Dijk: Dua Penyerang Tertajam di Liga Super Indonesia

Boaz Solossa dan Sergio Van Dijk Dua Penyerang Tertajam di Liga Super Indonesia

Pencarian penyerang paling tajam di Liga Super Indonesia mengerucut ke dua nama: Boaz Solossa dan Sergio Van Dijk.

Dua orang inilah yang diturunkan oleh Rahmad Darmawan ketika Indonesia menghadapi Arab Saudi, Maret 2013 lalu. Menganalisis penampilan keduanya di liga, memang jelas kedua pemain ini merupakan pemain yang paling layak menjadi duet penyerang utama timnas Garuda.

Boaz Theofilius Erwin Solossa, yang membela timnas senior Indonesia sejak dia berusia 18 tahun, membuktikan dia masih yang terhebat di Indonesia meskipun pernah dua kali cedera parah.

Dari 41 gol yang dihasilkan oleh Persipura musim ini, 16 di antaranya diciptakan pemuda kelahiran Sorong ini. Boaz merupakan penyerang yang mencatatkan diri sebagai yang paling banyak melakukan percobaan tendangan ke gawang (4,86 usaha per pertandingan) menurut data Lab Bola. Rata-rata gol per pertandingannya juga terbaik yakni 0,88 gol. Ia juga masuk tiga besar penyerang dengan rasio gol terbaik (0,24 gol per percobaan).

Sementara itu, Sergio Van Dijk sejauh ini sudah mencetak 13 gol. Dia hanya kalah dari Boaz (16 gol) dan Coulibaly Djibril (15 gol) dengan rata-rata gol 0,85 gol per pertandingan. Sergio masuk daftar tiga besar pemain dengan percobaan tembakan per pertandingan terbanyak (4,54). Sergio juga empat kali memberikan assist.

Sergio yang punya tinggi 185 cm mampu bermain baik dengan kedua kaki, maupun berduel bola atas. Dia bersedia mengambil bola jauh ke belakang. Berbeda dengan Boaz yang sering menggiring bola dan adu sprint, Sergio lebih efisien. Dia tidak berlama-lama dengan bola. Satu-dua sentuhan umpan ke kawannya lalu mencari ruang.

Di samping kedua penyerang ini, Liga Super Indonesia juga dihuni penyerang tajam lainnya. Sebut saja Coulibaly Djibril (Barito Putera), Alberto �Beto� Goncalves da Costa (Arema), Samsul Arif (Persela), dan Esteban Jose Herrera (Mitra Kukar).

Coulibaly kini sudah mencetak 15 gol dan sementara menempel ketat Boaz dalam perburuan penyerang paling subur di LSI. Dialah yang paling bisa disejajarkan dengan Boaz dan Sergio. Coulibaly masuk tiga besar penyerang dengan percobaan tembakan per pertandingan terbanyak dengan rata-rata 4,7. Rasio golnya 0,21 gol/percobaan, keempat terbaik di LSI.

Sementara Beto, punya rasio terbaik ketiga dengan 0,29 gol/percobaan. Sejauh ini Beto sudah mengoleksi 11 gol dan dua assist. Kiprahnya cukup banyak membantu Arema untuk menempati posisi ketiga di klasemen sejauh ini (sampai tulisan ini dibuat).

Dua penyerang lain yang juga cukup bagus adalah Samsul Arif dan Esteban Herrera. Samsul Arif sejauh ini sudah mencetak 11 gol dan tiga assist. Samsul merupakan penyerang yang paling sering menggocek bola dengan rata-rata 2,4 dribel per pertandingan. Sementara Esteban Herrera, yang pernah menjadi bagian timnas Argentina U-20 sudah mencetak delapan gol dan lima assist.

Esteban merupakan pemain yang masuk lima besar penyerang dengan percobaan tembakan per pertandingan terbanyak dengan 3,46 percobaan per pertandingan.

Sudah lama deretan penyerang di liga Indonesia didominasi oleh penyerang asing. Mungkin inilah untuk pertama kali dalam satu dekade terakhir ini, dua penyerang tertajam di liga Indonesia, dua-duanya merupakan pemain timnas.

Semoga ini bisa membawa hasil baik untuk prestasi Indonesia.


Sumber
Sekian: Boaz Solossa dan Sergio Van Dijk: Dua Penyerang Tertajam di Liga Super Indonesia

0 komentar:

Posting Komentar