Kamis, 13 Juni 2013

Aqin, mahasiswi penderita penyakit langka di Solo meninggal

Aqin, mahasiswi penderita penyakit langka di Solo meninggal

MERDEKA.COM. Setelah dirawat sejak 29 April lalu, Aqin Rizka Ayati (19), mahasiswi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) jurusan Kimia, Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Jawa Tengah yang divonis menderita penyakit langka akhirnya meninggal dunia.

Mahasiswi semester dua yang dirawat di ruang Intensive Care Unit (ICU) Rumah Sakit dr Oen Solo, menghembuskan nafas terakhirnya Selasa (11/6) pukul 22.25 Wib. Namun sayangnya hingga meninggal, pihak rumah sakit belum memberikan keterangan perihal jenis penyakit putri pasangan Agus Wibowo (41) dan Kinah (41) tersebut.

Menurut dokter Hindriyanto, pukul 04.30 WIB, pasien mengalami henti jantung. Tim dokter segera melakukan resusitasi jantung paru. Dokter spesialis paru tersebut mengatakan upaya resusitasi berhasil dan jantung berdetak kembali.

"Kita lakukan resusitasi, dan berhasil. Setelah itu tekanan darah cenderung sangat rendah 60/40 sehingga kami harus bantu dengan obat untuk meningkatkan tekanan darah. Namun pukul 09.45 pasien kembali mengalami henti jantung. Kami lakukan lagi resusitasi jantung paru, berhasil dan jantung berdetak kembali. Kemudian dilakukan foto rontgen paru, ternyata terdapat infeksi paru menyeluruh," ujar Hindriyanto kepada wartawan.

Humas Rumah Sakit dr Oen Kandangsapi Solo, Ajeng Sekar Arum mengungkapkan, selama pukul 10.00 WIB hingga 22.00 WIB, meskipun sudah dibantu dengan 3 macam obat, namun tekanan darah tidak beranjak naik, atau hanya berkisar antara �70/40.

"Pasien mengalami koma, dan tidak lagi didapatkan usaha nafas. Refleks cahaya sangat minimal yang menandakan fungsi otak sudah jauh menurun," katanya.

Ajeng mengatakan, tim dokter yang merawat, yakni dr. Hindriyanto spesialis paru, dr. Yuli dan dr. Tedjo, telah memeriksa kondisi Aqin dan menyatakan bahwa kondisinya sudah sangat lemah. Pukul 22.20 WIB tekanan darah menurun hingga 33/10, detak jantung semakin melemah, dan irama jantung mulai menghilang. Pukul 22.25 WIB tidak ada aktivitas jantung sama sekali. Karena kondisi pasien sudah tidak memungkinkan, maka tidak dilakukan resusitasi jantung paru kembali. Pemeriksaan fisik pasien menunjukkan pasien sudah meninggal dunia.

"Kita nyatakan Aqin meninggal dunia di hadapan ayah dan ibunya," tandasnya.

Pihak rumah sakit juga menyampaikan, penyebab infeksi paru, karena daya tahan tubuh yang menurun, tirah baring yang lama. Selain itu, pasien juga menggunakan selang bantuan nafas yang bisa mempermudah masuknya kuman, menggunakan berbagai alat medis. Kemudian pasien juga mengalami kelemahan otot nafas sehingga tidak memiliki reflek batuk dan tidak bisa mengeluarkan benda asing. Ditambah diare yang berkepanjangan sehingga menimbulkan kontaminasi kulit luar.

Menurut Ajeng, pihak rumah sakit telah mengantisipasi terjadinya infeksi dengan melakukan cuci tangan, membersihkan lendir saluran nafas secara berkala, fisioterapi pernafasan, pemindahan posisi pasien secara berkala.

"Kita juga telah melakukan pemasangan alat bantu secara aseptik. Penggunaan antibiotik yang didukung oleh pemeriksaan kuman. Namun upaya maksimal yang kami lakukan tak bisa menolong nyawa Aqin," pungkasnya.


Sumber: MERDEKA.COM
Sekian: Aqin, mahasiswi penderita penyakit langka di Solo meninggal

0 komentar:

Posting Komentar