Kamis, 13 Desember 2012







Kisah seorang manusia, kapal, dan air bah pertama muncul di timur tengah. Area
yang sama melahirkan agama Yahudi, Kristiani, dan Islam. Diceritakan dlm Al-
Quran maupun Bible, catatan peristiwa bencana yg terjadi di awal sejarah
manusia, tak lama setelah penciptaan.
Banyak yang tahu kisah ini dari kecil, kisah tentang murka Allah yg memutuskan
membuat air bah besar yang akan menyapu semuanya. Kecuali satu keluarga yg dilihat Allah
melakukan hal-hal yg baik, yaitu keluarga Nuh/Noah. Tapi seserius apa kita bisa menerima
kisah Nuh dan bahteranya? Apakah benar-benar terjadi seperti kata kitab suci? Banyak
orang ragu bahwa memang ada air bah dan sebuah bahtera. Tapi aku percaya kisah itu.
Orang yang meragukannya, umumnya melihat dari tidak adanya bukti/petunjuk geologi
mengenai pernah terjadinya musibah air bah yang bersifat global di masa silam. Jika
demikian, bisakah kisah Nuh, bahtera dan air bah diterima secara harafiah?

Pertama kita mulai dengan usia orang-orang yg terlibat. Nabi Nuh misalnya, beliau
berusia 500 tahun saat mendapat peringatan itu. Dan itu mendapat masalah bagi banyak
pembaca modern. Usia orang-orang saat meninggal yang disebutkan dalam catatan Qur'an
dan Bible adlh masalah yang tak biasa, karena bukan itu yang terjadi sekarang. Tapi
bukannya tak bisa dipecahkan. Mungkin saat diciptakan manusia dimaksudkan utk hidup
lama. Tapi perubahan lingkungan terjadi dan mendadak orang mulai hidup lebih singkat.
Tafsiran harafiah waktu dalam kitab suci memiliki sejumlah akibat menarik. Diantaranya
yaitu memberi dasar untuk menghitung waktu penciptaan dan waktu untuk air bah Nuh.
Pembuat perhitungan itu yaitu seorang Uskup Irlandia abad ke-17, James Ussher. Ia
memperkirakan dunia diciptakan sekitar thn 4000 SM. Memakai tgl penciptaan, Ussher lalu
menghitung tahun air bah itu. Kejadiannya tahun 2348 SM. Menurut perhitungan kasarnya,
sekitar 100 thn sebelum itu, Nuh menerima perintah Tuhan tentang cara ia dan
keluarganya selamat dari air bah tersebut. Allah menyuruh Nuh membangun kapal yg sangat
besar, sebuah bahtera. Dan perintah-Nya cukup terperinci. "Bahtera itu 300 hasta
panjangnya, 50 hasta lebarnya, 30 hasta tingginya." Hasta adl sepanjang lengan manusia
dari siku ke ujung jari, 45 cm. Jika dimensi bahtera itu benar, berarti ini adl kapal kayu
terbesar dlm sejarah dunia, keajaiban asli buatan manusia. Beberapa orang yakin kapal itu
masih ada disuatu tempat, menunggu utk ditemukan.
Sekitar 100 thn terakhir, pemburu bahtera pergi ke Timur Tengah dan mendaki
beragam gunung, mencari puncak tempat bahtera itu terletak. Kitab suci tidak
menunjukkan dimana bahtera itu terdampar, kita hanya berspekulasi bahwa bahtera itu
mendarat di atas pegunungan Ararat. Ararat adl suatu wilayah kerajaan kuno bernama
Uratu. Gunung Ararat merupakan suatu puncak tertinggi yg terletak di Turki timur. Karena pada artikel ini aku menekankan untuk membahas bagamana proses terjadinya musibah air
bah Nabi Nuh, maka untuk pembahasan mengenai pemburuan bahtera Nuh.
Jadi bagaimana dengan badai dan air bah yang disebutkan dlm kitab suci? Adakah
petunjuk yang bisa menegaskan catatan didalam dua kitab suci tsb? Beberapa orang
menganggap ada petunjuk mengenai air bah mendunia/global. Dari semua bencana alam yang
menimpa orang jaman prasejarah, bencana air bah tampaknya paling meninggalkan kesan
terbesar. Semua budaya di seluruh dunia memiliki mitos banjir besar. Mungkin ini satusatunya
mitos dunia sebenarnya yg kita miliki, dan mitos itu tersebar merata di Timur
Tengah. Ada satu cerita sangat serupa dengan catatan tentang Nuh. Epik Gilgamesh adalah
cerita dari Mesopotamia, berasal dari sekitar tahun 2700 SM, millenium ketiga. Ditempat
yang kini disebut sebagai Irak Modern, dulu dikisahkan ada sesorang, satu bahtera,
beberapa burung, dan banyak binatang. Ada keluarga kandung dan seluruh umat manusia
dibasmi, kecuali satu orang ini, kapalnya dan semua di dalamnya.
Perbedaan utama antara kedua cerita ini adalah jika didalam kitab suci menekankan
dimensi moral. Yaitu manusia dihukum atas dosa mereka. Mungkinkah kedua Cerita ini
muncul dari peristiwa yang sama? Ada cukup persamaan antara cerita di Alkitab tentang
bahtera Nuh dan cerita mengenai Epik kepahlawanan Gilgamesh. Tak diragukan lagi
keduanya berkaitan dan pusat kedua cerita itu ialah air bah. Didalam kitab suci, Nuh,
keluarganya dan para hewan mengunci diri di dalam bahtera dan menanti badai yang
dijanjikan itu datang. Mereka tak menunggu lama, setelah tujuh hari, datanglah air bah
meliputi bumi. Hujan lebat meliputi bumi 40 hari dan 40 malam lamanya. Al-kitab
menceritakan airnya naik setinggi 15 hasta, sekitar 6,6 meter. Air itu terus meninggi
hingga menutupi seluruh daratan, bahkan gunung-gunung tertinggi. Selama 150 hari,
bahtera itu mengarungi air.
Selama bertahun-tahun banyak teori dikemukakan oleh para penganut penciptaan
untuk menjelaskan bagaimana sebenarnya air bah Nuh itu terjadi. Menurut suatu teori,
pada awal-awal penciptaan, saat Allah menciptakan langit dan memisahkan laut dari daratan,
sebagian air terperangkap di bawah lapisan bumi. Dibawah tekanan, air itu ahirnya
menyembur keluar.
Semburan panas meletus bersamaan diseluruh bumi dan menimbulkan air bah. Namun
teori ini tidak dianggap serius oleh para geolog. Sebab, jika semua sumber air panas bawah
tanah menyembur keluar, tidak akan pernah masuk akal untuk menghasilkan air sebanyak
itu. Teori populer lainnya diajukan tahun 1960-an oleh Henry Morris dan Jhon Whitchomb.
Mereka yakin sebelum air bah datang, ada tudung uap diatas atmosfer. Air bah dibawa saat
tudung uap air ini entah bagaimana runtuh melalui mekanisme yang tak diketahui. Menurut
para penganut penciptaan, tudung uap air ini memberi sumber paling tidak separuhnya dari
keseluruhan air yang dibutuhkan untuk menghasilkan air bah tersebut.
Tapi, ada sejumlah masalah dengan teori tersebut, terutama tekanan besar dari
atmosfer yang sangat lembab.
Teori lainnya tentang dari mana air bah itu berasal, dikembangkan oleh Bruce Masse.
Seorang ahli purbakala yang bekerja di Laboratorium Los Almost di New Mexico.
Menurutnya air bah itu disebabkan oleh sesuatu dari luar angkasa. Ia mengatakan telah
menemukan petunjuknya dalam mitos di seluruh dunia, termasuk didaerah asalnya sendiri.
Orang Amerika asli pada umumnya memiliki legenda mengenai banjir besar, tiap kelompok
suku memiliki legenda banjir terpisahnya sendiri. Kelompok-kelompok itu menurunkan
sejarahnya secara lisan, namun unsur-unsur juga bertahan dalam seni mereka. Pictograph
atau seni batu misalnya, banyak yang menceritakan suatu kisah mengenai kehidupan mereka
dimasa silam. Ini bukan hanya merupakan gambar yang sama sekali tak berarti, namun
justru sebaliknya.
Masse khususnya tertarik pada suatu lambang yang umumnya ditemukan diseluruh
wilayah Amerika Utara dan Selatan. Banyak kebudayaan Indian yang terkait dengan legenda
air bah, biasanya dikaitkan dengan ular air, ular dengan hiasan bulu dikepalanya. Masse
melihat tema umum pada citranya, makhluk panjang yang sering digambarkan bertanduk di
kepala dan dikaitkan dengan sebuah banjir besar. Menurutnya, sangat mungkin ular
bertanduk ini merupakan gambaran dari sesuatu obyek yang dilihat oleh pengukir batu di
langit. Hal tak biasa yang banyak dikaitkan oleh manusia prasejarah dengan suatu bencana
dasyat, apa lagi kalau bukan...komet.
Ancient Comet
Bila melihat komet, pasti kita juga bisa melihat ekor panjang-nya itu, mirip hiasan
kepala pada ujung belakangnya atau bahkan mirip tanduk. Setidaknya itulah imajinasi
masyarakat prasejarah. Berdasarkan mitologi, jelas ada suatu cerita mengenai suatu komet
yang masuk ke atmosfer bumi yang ahirnya terhempas ke laut. Ada identifikasi bahwa
kemunkinan situs tabrakan itu berada di 1448 km tenggara Madagaskar. Sekenario ini tidak
mengada-ada.
Sebuah Komet selebar 3,2 Km memasuki tata surya dan mengarah langsung ke bumi. Komet
itu menembus atmosfer dengan kecepatan 160 ribu km perjam dan menghantam samudera,
pada saat itulah segalanya kacau balau. Hantaman ini menembakkan sejumlah air ke atas,
mungkin 9-10 kali massa komet itu sendiri dan air terus naik hingga keluar atmosfer.
Tabrakan seperti itu akan memiliki energi TNT sebesar 10 juta megaton atau setara
dengan 500 juta kali energi yang terlepas dalam bom yang jatuh di Nagasaki! Hal itu
tentunya akan melontarkan uap air berlebih ke atmosfer dan menimbulkan hujan yang
sangat hebat selama 6-7 hari lamanya. Tsunami raksasa di Samudera Hindia melanda pantai
hingga 2400 km jauhnya dengan gelombang setinggi lebih dari 183 meter. Saat itu juga,
badai siklon terjadi diseluruh bumi. Air yang jatuh dari langit bergabung dengan badai
lautan dan membentuk bencana angin topan. Menjadikan suatu banjir raksasa yang menutupi
bumi.
Dengan mempelajari peta astronomi dan memeriksa silang waktu saat komet lewat
dekat bumi, Masse bisa membuat perkiraan terbaik tentang kapan tepatnya komet itu
menabrak. Menurut datanya, tanggal 10 Mei 2807 SM memang ada komet yang menabrak
bumi. Ia tak ragu bahwa ini terkait mitos seputar air bah di seluruh dunia, termasuk air
bah Nuh.
Teori Masse cukup radikal, dan ia tahu bahwa para ahli astronomi meragukannya, tapi
para geolog utama tak bisa menepisnya. Ini mungkin teori yang paling masuk akal, fakta
bahwa mungkin disebabkan oleh bertemunya komet dan bumi. Kita tahu bahwa umumnya
kawah besar terbentuk karena tabrakan meteor dan komet pada bumi. Bumi telah ditabrak
sampai rusak sejak awal pembentukannya, dibombardir asteroid dan meteorid. Salah satu
tabrakan mungkin adalah penyebab kepunahan Dinosaurus 65 juta tahun silam, dan
tabrakan masih terjadi hingga sekarang. Peristiwa bencana mungkin akan berdampak abadi
pada budaya, semacam tradisi lisan seperti yang kita dengar 5000 tahun sesudahnya dalam
bentuk cerita. Peristiwa dasyat semacam itu akan menciptakan sebuah mitos dan kita harus
menjelaskannya. Mereka harus memberitahu generasi berikutnya bahwa hal buruk telah
menimpa mereka dimasa silam, agar keturunan mereka tahu. Tapi, apa tepatnya yang
mereka gambarkan?
Yup, jawabnya adalah mengenai bencana air bah dasyat yang menutupi seluruh bumi, dan Al-
Qur'an maupun Bible mengisahkan peristiwa itu terjadi dalam cerita Nabi Nuh. Tapi pada
umunya, geolog tak bisa mendapat petunjuk untuk mendukung teori itu. Geologi umum
menegaskan bahwa bumi hampir seluruhnya tertutup air sekitar 500 juta tahun lalu, saat
iklim jauh lebih hangat dari sekarang. Saat itu banyak fosil hewan laut yang kita temukan di
puncak gunung saat ini setidaknya itu yang diyakini kebanyakan Geolog. Namun sebenarnya,
ada suatu tempat yang bisa membuktikan bahwa bumi memang benar-benar pernah
diselimuti air bah mendunia, tempat itu adalah Grand Canyon. Bukti-buktinya ada pada
karangnya. Grand Canyon menyingkap lapisan sedimen lebih banyak dari tempat manapun di
dunia ini. Tampak banyak petunjuk yang menunjuk fakta bahwa ngarai di Grand Canyon
terbentuk melalui bencana. di tempat tersebut, Fosil laut terkubur dalam lapisan dan bukan
dalam cara yang homogen, fosil-fosil ini tersebar, terserak dan rusak. Ada suatu hal yang
disepakati penganut penciptaan dan evolusi, bahwa ngarai di Grand Canyon dipahat oleh air.
Fakta bahwa karang Grand Canyon umunya dibentuk oleh air, jika dilihat dengan pikiran
terbuka, menunjuk pada banjir mendunia.
Dalam cerita, Nuh hanya dapat melihat air begitu badai mereda. Nabi Nuh mengirim
burung merpati untuk memantau bumi, hingga 3 kali. DI kali ketiga, burung merpati itu tak
kembali, jadi Nuh tahu kini bumi sudah aman untuk dihuni. Itu berarti Nabi Nuh keluar dari
bahtera tiba di negeri yang belum pernah dilihatnya, jauh di sebuah pegunungan di suatu
tempat. Tapi masalahnya, itu gunung yang mana? Menurut Arkeolog, Bob Cornuke, umumnya
para pemburu Bahtera mencari di tempat yang salah. Ia tak percaya bahtera itu berada di
Puncak Ararat, sebab ia pernah mengintarinya 2 kali dengan menaiki helikopter dan
pesawat biasa. Dan ia tidak pernah melihat obyek apapun disana yang mirip dengan sebuah
Bahtera. Lalu, dimana tempat yang benar?
Menurutnya, bahtera itu terletak di pegunungan Utara Iran. Cornuke telah melakukan
4 ekspedisi ke Iran, sekaligus menerima pelecehan yang biasa didapati oleh pemburu
bahtera. Sebab orang akan sering ditertawakan bila mencari bahtera Nuh. Menurut
Cornuke, ia memiliki petunjuk yang belum bisa diikuti siapapun, yaitu laporan insinyur
Amerika yang melihat hal aneh di sebuah gunung di Iran tahun 1943 lalu. Pada ketinggian
3750 m tampak sebuah benda gelap yang luar biasa berbentuk sebuah bahtera disana, mencuat keluar dari sisi gunung. Bukan berbentuk kotak besar seperti imajinasi kita akan
bahtera Nuh, tapi lebih mirip bangunan yang sudah terbakar dan ada sisa-sisa hangusnya.
Bahan dasarnya seperti kayu, tapi sangat berat hingga hanya sedikit contoh bisa dibawa
untuk diuji. Lalu, apakah obyek luar biasa yang terletak di Pegunungan tersebut benarbenar
sebuah bahtera? adakah sangkut pautnya dengan Kisah Nabi Nuh? dan apakah
mungkin itu benar-benar merupakan bahtera Nabi Nuh yang selama ini banyak diburu itu?
Jika Dimensi Bahtera Nabi Nuh benar, maka ini adalah kapal kayu buatan manusia
terbesar dalam sejarah
Dari teori tudung uap air yang entah bagaimana runtuh , lalu teori air dalam tanah
yang entah bagaimana menyembur keluar, sampai teori mengenai tabrakan komet disuatu
tempat di samudera. Semua teori ini menawarkan penjelasan atas bencana banjir. Lalu teori
manakah yang benar?
Bertahun-tahun, ahli purbakala mencari petunjuk mengenai bencana banjir besar di
Timur Tengah, sesuatu yang bisa menegaskan catatan kitab suci mengenai kejadian tentang
Nuh dan Bahteranya. Dan selama bertahun-tahun, hasilnya nihil. Lalu di tahun 1920-an, ahli
purbakala bernama Leonard Woolley menemukan lapisan tebal endapat lumpur saat menggali
kota kuno Ur yang berlokasi di Iraq. Ia kira disinilah petunjuk sebenarnya mengenai banjir
global itu muncul. Namun hasilnya, tidak. Salah satu situs purbakala yang digali Woolley,
ternyata hanya terjadi akibat banjir setempat, bukan merupakan banjir global. Tapi cukup
drastis hingga ada puing sedalam 90 cm yang menyapu kota itu.
Lalu ditahun 1996, 2 Geolog tengah bekerja di lepas pantai Turki, disaolah satu
perairan yang dianggap paling misterius di dunia. Suatu wilayah laut asin besar, selebar
1200 km dari timur ke barat....Black Sea/Laut Hitam. Bill Ryan dan Walter Pitman tengah
memetakan topografi bawah airnya, dan mereka melihat sesuatu yang menarik. Suatu
pantai, jauh dibawah permukaan. Ini menunjukkan bahwa ketinggian air dimasa lalu jauh
lebih rendah.
Mereka menemukan sejumlah pantai, karena saat air menyusut akibat penguapan di
kondisi jaman es yang sangat gersang meninggalkan garis pantai tua yang mirip noda-noda
bak mandi dikedalaman 90-110 meter. Dan garis pantai terdalam yang berhasil ditemukan
adalah sedalam 156 meter. Contoh isi dari dasar lautnya menunjukkan pada suatu waktu,
bahwa dulunya Laut Hitam merupakan danau air tawar dan contoh inti juga menunjukkan
perubahan mendadak dari remis air tawar menjadi remis laut. Pengujian menghasilkan
bahwa semua molusca laut tampaknya muncul di semua kedalaman laut hitam pada saat yang
bersamaan, 7600 tahun yang lalu. Jadi, sesuatu yang luar biasa pernah terjadi disini.
Yup, sesuatu yang luar biasa itu adalah banjir dengan skala besar, dan sangat mungkin
terjadi akibat....Global Warming/Pemanasan Global. Di ahir zaman Es, jutaan ton air
terkurung di es kutub. Tapi sungai es mundur dan es kutub meleleh, permukaan laut naik,
termasuk laut mediterania. Air yang naik mencari tempat tujuan dan menemukan sisi lain
dari tanah genting tipis disuatu lahan dimana danau air tawar besar menanti di daratan rendah. Hal ini berarti satu hal, hukum gravitasi akan mengambil alih. Air dari Mediterania
mulai membuat saluran melalui Bosporus, mencari temapt yang lebih rendah. Begitu air
saluran dibuat, air tertahan di Mediterania menerobos masuk, meyapu semua di jalurnya.
Saluran yang terjadi perlahan-lahan kian dalam dan makin cepat alirannya, diperkirakan
butuh 30-90 hari untuk membuat jurang air penuh. Pertanyaannya, apa ada yang melihat
peristiwa penghancur bumi itu?
Menurut ahli purbakala Fred Hiebert, jawabannya ada. 10 ribu tahun yang lalu, saat
Bosporus belum ada dan Laut Hitam masih merupakan danau air tawar, permukaannya jauh
lebih rendah dibanding sekarang. Itu berarti area luas sekelilingnya ada;ah daratan kering.
Area yang sangat bagus untuk dihuni pemburu atau petani purba. Masyarakat Neolitikum
pasti mengalami sesuatu yang nyaris tak dapat mereka pahami. Sebuah laut berpindah ke
laut lain melalui celah selebar beberapa mil, ini peristiwa yang sunggu menakutkan. Mereka
pasti mendengar suara gemuruh itu dan tanah sangat mungkin bergetar hebat. Mungkin
mereka merasakannya sejauh 100-200 Km, sejumlah energi yang sangat besar dan sangat
luar biasa.
Air menggelora melalui Bosporus dengan kecepatan 96 km/jam dan melepas volume
air 200 kali lipat dari air terjun Niagara. Siapapun yang tinggal dalam beberapa mil dari
Bosporus pasti tersapu, sedangkan mereka yang tinggal lebih jauh alan melihat dunia
mereka diubah oleh aliran air yang seolah-olah tak ada ahir. Jika tinggal dilembah sungai,
orang pasti masuk jauh ke darat dari beberapa ratus meter sampai satu kilometer tiap
harinya. Terus berlanjut, tiap hari lebih jauh ke darat, didepan air bah ini. Jika dugaan
Pitman benar, hampir 5000 tahun berlalu antara masa air bah itu terjadi dan masa
kenangan lama itu ditulis. Jelas ada banjir buruk yang menutupi semuanya dan dimana saja.
Dan itu mungkin menjadi penyebab munculnya legenda air bah. Peristiwa bencana seperti
itu pasti terkesan meliputi seluruh dunia, karena mungkin orang membawa serta ceritanya
saat bermigrasi. Dan mungkin cerita-cerita itu menjadi legenda air bah mesopotamia, lalu
kisah Epik Gilgamesh dan Kisah Nabi Nuh. Pastilah banjir yang amat besar, bukan yang akan
menutupi seluruh bumi tetapi menutupi sebagian besar daratan yang saat itu mereka
ketahui. Wallahualam bi shawab.
Akhir kata, semua teori-teori yang telah aku uraikan diatas, merupakan teori-teori
dari beberapa ilmuwan yang mencoba untuk menguak misteri bagaimana banjir Nabi Nuh itu
terjadi. Mungkin teori-teori diatas sama sekali tidak ada yang dapat mewakili dari kejadian
sebenarnya di masa silam. Sebab kita manusia, hanya mampu untuk mengajukan beberapa
teori untuk mewakili penggambaran dari musibah-musibah besar itu terjadi. Walaupun
demikian, kita tidak perlu menjadi ragu. Sebab, firman Tuhan yang terlulis dalam kitab suci
adalah benar. Mari kita jadikan peristiwa-peristiwa mengerikan itu sebagai penggambaran
mengenai murka Tuhan yang dasyat dan nyata, yang menimpa nenek moyang kita dimasa
silam. Murka Allah yang ditujukan bagi para manusia yang tidak mau patuh dan melalaikan
perintah-Nya. Sebagai tambahan untuk mempertebal pondasi ke-imanan kita. insya'allah.

0 komentar:

Posting Komentar