Kamis, 13 Desember 2012





Kisah Kutukan ini boleh dikatakan paling melegenda di seantero dunia, khususnya
bagi orang-orang yang tertarik dan menyangkut-pautkannya dengan sihir Bangsa
Mesir Kuno. Dari waktu ke waktu, Hollywood memproduksi film Curse of the
Pharaohs ( Kutukan Sang Fir'aun) atau Mummy.
Semua film-film tersebut memiliki kepercayaan yang sama, yaitu tentang "kutukan"
raja Thutankhemen/Thutankhamun yang sangat terkenal itu. Ceritanya ,waktu makam
tersebut pertama kali dibuka pada tahun 1922, para jurnalis melaporkan ada prasasti di
dekat pintu makam yang Raja Tutankhemen ini yang berbunyi demikian:
"Kematian akan segera mendatangi mereka yang menyentuh makam
Pharaoh".

Keliatannya memang konyol, namun peringatan ini nampaknya terbukti benar, ketika
semua arkeolog dan para pekerja yang menyentuh makam Tutankhemen dilaporkan
meninggal secara misterius dan mengerikan dalam tempo yang tidak terlalu lama setelah
peristiwa pembongkaran makam itu terjadi. Baik, sebelum aku menguraikan lebih jauh
mengenai kutukan, ada baiknya aku ceritakan dulu siapakah sebenarnya Fir'aun
Tutankhemen itu. Tutankhemen adalh raja Mesir Kuno yang bertahta dari tahun 1347 SM
sampai 1339 SM. Ia masih anak-anak saat diangkat menjadi raja dan meninggal dunia pada
usia yang juga masih sangat muda, 18 tahun.
Tutankhamun adalah generasi terakhir dari dinasti ke-18 Fir'aun yang memerintah
Mesir mulai dari tahun 1567 SM - 1339 SM. Dinasti ini didalamnya termasuk juga ratu
pejuang Hatshepsut ( salah satu Fir'aun wanita selain Nefertiti dan Cleopatra) dan
Thutmose III, yang membawa mesir ke puncak kejayaannya sekitar tahun 1400 SM. Raja
Muda yang malang ini adalah putra dari Akhenaten, yang bersama ratu Nefertiti membuat
revolusi di Mesir. Akhenaten merupakan raja yang mengganti pemujaan terhadap dewadewa
Mesir kuno dengan pemujaan dewa tunggal, dan memindahkan ibukota kerajaan ke
Armarna. Istri Tutankhemen adalah saudara tirinya sendiri, Ankhesenamun. Saat raja
muda ini meninggal dengan sebab yang tidak diketahui dengan pasti (mungkin dibunuh),
Ankhesenamun berada di bawah kekuasaan musuhnya, Ay dan Jendral Horemheb.
Topeng kematian inilah yang dipasangkan di kepala mumi Raja Tutankhemen
Ada empat "Raja-raja Amarna" pada Dinasti ke-18 dan Tutankhamun yang ketiga.
Karena Dinasti ke-19 tidak menyukai peraturan Dinasti ke-18, maka raja-raja Amarna
dicoret dari daftar keluarga raja dan itu dilakukan didepan umum. Monumen raja
Tutankhemen di hancurkan, dan lokasi makamnya dilupakan. Dan itu benar, keberadaan
makam raja muda yang bernasib malang tersebut benar-benar terlupakan oleh Dinasti ke-
20. Ketika kepala arsitek memulai memahat batu untuk membuat makam Ramses VI, ia tidak tahu bahwa ia telah membiarkan puing-puing berjatuhan di atas makam Raja
Tutankhamun.
Dan semenjak itu, makam raja muda ini benar-benar dilupakan karena ia dulu juga
bukan merupakan penguasa yang hebat, sama sekali tidak mengesankan. Namun hal ini
justru membawa keuntungan pada 3.300 tahun kemudian, mengapa? Karena makamnya
tersembunyi dan harta karunnya tetap tidak tersentuh. Dan ini menjadikan makan Raja
muda Tutankhamun merupakan satu-satunya makam raja Mesir kuno yang di kuburkan di
Lembah Raja-raja Luxor yang tidak diacak-acak selama berabad-abad oleh para perampok.
Howard Carter
Pada bulan November 1922, seorang arkeolog bernama Howard Carter, telah
menghabiskan tujuh tahun lamanya dan merasa frustasi mencari makam Raja Tutankhamun
di lembah raja-raja, Luxor. Namun penantian selama itu ternyata tidak sia-sia baginya,
setelah para pekerja menggali empat meter di bawah makam Ramses VI, dimana mereka
menemukan pintu masuk pada dinding batu yang menuju lorong yang cukup besar dengan
tinggi tiga meter dan lebar dua meter. Mereka membersihkan puing-puing, dan pada
langkah ke-20, mereka menemukan bagian atas pintu batu yang tertutup.
Ini berita yang menggairahkan, dan Howard Carter segera mengundang orang yang
telah mendanai proyeknya, Lord Carnarvon, untuk datang ke situs tersebut dalam acara
pembukaan makam. Carter dan Carnarvon datang pada sore hari tanggal 24 November,
ketika semua puing telah disingkirkan untuk menyingkap pintu batu yang memperlihatkan
segel Raja Tutankhamun. Begitu pintu ini terbuka, diperlukan waktu dua hari kerja keras
untuk membersihkan puing-puing pada tangga menurun yang lain. Kali ini mereka menemukan
pintu kedua, yang memiliki segel Royal Necropolis dan Tutankhamun . Para pekerja
membuat lubang pada pintu batu, dan dengan menggunakan cahaya lilin, Carter melongok ke
dalam. Lord Carnarvon bertanya, " Dapatkah kamu melihat semuanya?". Carter menjawab,"
Ya, barang-barang yang menakjubkan."
Di sana, di ruang depan, ada harta karun yang sungguh luar biasa. Bahkan ada lebih
banyak lagi di ruang dalam, yang membutuhkan waktu tiga bulan untuk memasukinya. Lord
Carnarvon sendiri yang membuka pintu dalam ini pada tanggal 17 Februari 1923. Mumi Raja
Tutankhemen terbaring di dalam tiga peti mati. Dua peti mati yang berada paling luar
terbuat dari emas yang dipasang pada rangka kayu. Sementara peti mati yang paling dalam
semuanya terbuat 300 pound emas murni. Didalam peti emas itu terbaring sesuatu yang
lebih menakjubkan. Mumi itu ditutupi oleh topeng kematian dari seseorang raja anak lakilaki.
Mumi Tutankhamun terbaring di bawah 13 lapis kain linen. Setelah Carter melepasnya,
dia menemukan seuntai kalung tersembunyi didalamnya untuk mengusir iblis.
Peti Mati Raja Tutankhemen
Selama berabad-abad damar dan minyak yang digunakan untuk membuat mumi telah
berubah menjadi lem yang merekatkan kain linen. Untuk melepaskan kalung itu, Carter
melakukan tindakan radikal, yaitu dengan memotong-motong mumi. Ini sangat fatal. Dalam 14 hari, 2 dari orang-orang yang terlibat meninggal secara mendadak. Bahkan pada tahun
1929, 13 orang meninggal karena satu sebab...."Kutukan"
Lord Carvarnon meninggal pada tanggal 6 April 1923 karena pneumonia, komplikasi
akibat gigitan nyamuk yang terinfeksi. Kemudian para jurnalis menemukan prasasti di dekat
pintu makam tentang peringatan mengenai kematian tadi. Mereka kemudian mengatakan
bahwa "Kutukan Fir'aun Tutankhemen-lah yang membunuh Lord Carvarnon". Menyusul
kemudian, Lady Carnarvon, yang menyusul suaminya ke alam baka dengan sebab kematian
yang tak jelas.
Di tahun yang sama, seorang meninggal secara mendadak setelah mengunjungi makam
ini dan dianggap merupakan ulah "kutukan" juga. Ia adalah Pecky Callender, yang membantu
Carter memasuki makam. Kematian misterius juga dialami oleh salah seorang pengusaha
kaya yang berkunjung ke makam Tutankhemen, George Jay Gould. Untuk tour mahalnya ini,
Gould harus membayar mahal. Malam hari setelah mengunjungi makam, ia terkena demam,
dan esoknya ia meninggal dunia.
Harta karun Raja muda ini dipamerkan di banyak museum di seantero dunia. Ketika
Arthur C Mace dari Metropolitan Museum of Art di New York, dan George Benedite dari
Museum Louvre, Paris, ikut-ikutan meninggal dunia secara misterius setelah memamerkan
harta karun tersebut di Museum mereka!! Kembali, "Kutukan Tutankhemen" yang disalahkan
atas meninggalnya dua orang tersebut. Kutukan itu kembali beraksi dan menjadi
dipermasalahkan atas kematian orang-orang yang sedikit sekali terlibat dengan ekspedisi
ini. Contohnya sekertaris pribadi Howard Carter yang bernama, Robert Bathnell ikut-ikutan
meninggal dunia secara misterius. Tiga bulan kemudian, ayah Bathell, Lord Westbury
melompat dari lantai 7 dan tewas. Ia meninggalkan pesan, meyalahkan kutukan
Tutankhemen atas kematian anaknya.
Tidak hanya berakhir disitu, saat dalam perjalan ke makam, kereta jenazah Lord
Westbury menabrak seorang anak 8 tahun. Anak itu tewas seketika, begitu juga dengan
salah seorang pegawai British Museum dalam bidang Egyptology. Selama tiga dekade
kutukan itu tak menyerang hingga terakhir kali tempat peristirahatan Tutankhemen
diganggu. Hingga saat ini, terhitung kurang lebih 25 orang yang telah meninggal dunia
dengan disangkut pautkan dengan kutukan Tutankhamun. Yang terakhir kalinya menimpa
seorang wisatawan Sheryl Munson di tahun 1995 silam.
Banyak ilmuwan mulai menelaah kutukan fir'aun dari sudut pandang ilmiah. James
Randi, pemain sulap terkenal, dalam bukunya Encyclopedia of Claims, Fraunds and Hoaxes
of the Occult and Supranatural, menuliskan nama-nama semua orang Eropa yang hadir
ketika makam Tutankhamun dibuka dan kapan mereka meninggal dunia. Pernah mendengar
yang namanya "tabel aktuaria?". Tabel ini memberi nilai harapan hidup kita, didasarkan pada
dimana tempat tinggal kita, apakah merokok atau tidak,dll. Randi memeriksa tabel aktuari
yang relevan untuk semua orang yang dihubungkan dengan makam Raja Tutankhemen, dan
siapa yang meninggal berikutnya.
Ternyata, orang-orang yang hadir dalam pembukaan makam, hidup satu tahun lebih
lama dibandingkan ramalan tabel aktuaria. Howard Carter meninggal pada usia wajar, yaitu
66 tahun. Dr. Douglas Derry, yang membedah mumi, meninggal pada usia lebih dari 80
tahun. Dan Alfred Lucas, ahli kimia yang menganalisis jaringan tubuh mumi, meninggal pada
usia 79 tahun.
Penelitian lain menunjukkan tidak ada pengaruh nyata pada harapan hidup orang-orang
yang terlibat pada penggalian tersebut. Jadi dapat disimpulkan, kutukan itu adalah bohong/
sama sekali tidak pernah ada.
Benarkan penelitian ilmiah telah berhasil mengungkap siapa pelaku pembunuhan yang
sebenarnya?
Benar. Dan pelakunya sebenarnya ternyata terdapat pada dinding makam. Para korban
mungkin tidak meyadari bahwa di dinding-dinding makam yang penuh dengan ornamenornamen
indah itu ternyata tersembunyi ribuan bahkan lebih pembunuh mematikan yang
telah berumur 3000 tahun lamanya!
Dinding-dinding itu diselimuti oleh jamur cokelat kecil. Bakteri mungkin timbul dari
plester atau cat dan hidup dari kelembaban plester setelah makam ditutup. Dan, pembunuh
sebenarnya adalah bakteri mematikan yang bernama aspergillus niger. Dalam makam yang
hangat, bakteri yang menyerang sistim pernapasan ini berkembang. Ia satu-satunya
makhluk yang dapat bertahan hidup selama 3000 tahun di makam itu. Saat Shryl Munson ,
korban terakhir yang ikut meninggal setelah berkunjung ke makam tiba dengan ketahanan
tubuh yang rapuh, maka ia adalah rumah utama bagi jamur itu. Spora itu terhisap dan
menyerang sel yang lemah, menghancurkannya selagi menyebar. Sheryl Munson kekurangan
oksigen, 10 hari setelah masuk rumah sakit, fungsi paru-parunya berhenti. Tim dokter
berhasil menemukan jamur aspergilllus niger pada saat melakukan biopsi paru-paru Sheryl
Munson dan jamur mematikan ini ditemukan lebih banyak lagi di dalam makam Tutankhamun,
terutama di dinding makam. Sheryl ternyata telah melakukan suatu hal yang sangat fatal
bagi hidupnya pada saat mengunjungi makam Tutankhemen. Ia menyentuh dinding makam
dan mengusap-usapkan jemari tangannya ke beberapa lukisan cat, dimana disana telah
menunggu bakteri yang sangat mematikan untuk bermigrasi ke dalam tubuhnya.
Begitu juga dengan orang-orang yang terlibat dalam pembongkaran makam. Bekerja
dengan mumi bisa fatal, baik bagi peneliti dan muminya. Tindakan gegabah Howard Carter
yang memotong-motong tubuh mumi berakibat sangat fatal bagi mereka yang terlibat.
Karena peneliti bisa menghisap spora dari debu mumi. Sebaliknya, peneliti bisa memberikan
bakteri atau kelembaban pada permukaan mumi yang bisa mengakibatkan pembusukan.
Walaupun sudah mati selama ribuan tahun, mumi hidup bersama bakteri. Beberapa
tak berbahaya, namun beberapa lagi sangat mematikan. Tidak memakai pelindung saat
bekerja dengan mumi, akan sangat rentan terinfeksi oleh spora jamur. Dan itulah yang
terjadi pada Carter dan orang-orang disekelilingnya. Otopsi gegabah terhadap mumi
Tutankhamun ternyata melepas banyak pembunuh mengerikan yang kasat mata. Parahnya,
pada saat otopsi itu berlangsung, Carter dan rekan-rekannya tidak memakai pelindung apapun, mereka hanya memakai pakaian sehari-hari. Jadi mungkin terjadi persilangan
kerusakan antara para peneliti dan mumi. Namun banyak orang yang beruntung seperti
Carter yang tidak terinfeksi bakteri ini.
Darimakah asal mula kutukan itu?
Kutukan dipopulerkan oleh film Hollywood, namun tampaknya berasal dari buku fiksi.
Salah satu kemungkinannya adalah cerita pendek berjudul Lost in a Pyramid: The Mummy's
Curse, yang ditulis oleh Lousia May Alcott pada tahun 1860. Kemungkinan lain adalah cerita
yang ditulis oleh pelukis Amerika, Joseph Smith (1863 - 1950). Ia menceritakan kutukan
yang menimpa mertua Tutankhamun, Raja Akhenaton. Takhta diberikan kepada anak
perempuan ketiga setelah Raja Akhenaton meninggal. Ketika Tutankhemen menikah dengan
anak perempuan ketiga ini, takhta kerajaan diberikan kepadanya. Raja Akhenaton tidak
disenangi para pendeta, karena ia telah mencampuri urusan agama mereka. Ia menyatukan
ratusan dewa menjadi satu dewa, Ra, Dewa Matahari.
Setelah Akhenaton meninggal dunia, para pendeta membalas dendam dengan
mengutuk " jiwa dan raganya" mengembara secara terpisah di ruang angkasa dan tak
pernah baersatu menuju keabadian". Namun kutukan ini bukan ditujukan kepada
Tutankhemen. Keplala pendeta, Ay, mengambil tkhta ketika Tutankemen meninggal. Dan ada
spekulasi bahwa ia-lah yang sebenarnya berada dibalik kematian misterius raja muda ini.

0 komentar:

Posting Komentar