SBY sentil pejabat yang salahkan perusahaan Malaysia-Singapura
MERDEKA.COM. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyesalkan pernyataan pejabat yang terkesan menyalahkan perusahaan asing sebagai penyebab pembakaran hutan hingga menimbulkan kabut asap di Malaysia dan Singapura. Menurut Presiden SBY, seharusnya peryataan pejabat tidak seperti itu.
"Pernyataan pejabat yang menurut saya tidak semestinya disampaikan seperti itu. Belum dicek kebenarannya dan ketika diungkapkan maka menjadi persoalan. Ini menjadi concern Singapura dn Malaysia karena ada pernyataan berbeda dari satu dengan yang lain," ungkap Presiden SBY dalam jumpa pers di Kantor Presiden, Senin (24/6).
Menurut Presiden, jika ada perusahaan lalai tidak perlu menyebutkan asal perusahaan itu dari Indonesia atau Malaysia dan Singapura. Yang penting adalah bagaimana cara mengatasi kebakaran lahan.
"Setelah investigasi akan ketahuan perusahaan yang lalai. Manakala lalai, apakah perusahaan Indonesia atau perusahaan asing hukum harus ditegakkan setegas tegasnya dan seadil-adilnya," ujar SBY.
Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jero Wacik meminta Singapura dan Malaysia untuk tahu diri. Pernyataan tersebut keluar menyusul protes dua negara itu setelah asap kebakaran hutan di Provinsi Riau mengganggu aktivitas warga negaranya.
Baik Malaysia maupun Singapura dinilai sudah mendapat keuntungan besar dari Indonesia selama ini. Namun, ketika ada sedikit masalah, kedua negara itu justru dinilai merugikan Indonesia.
Idealnya, kata Jero Wacik, sebagai negara bertetangga, jika Indonesia mengalami masalah, Malaysia dan Singapura dapat menolong.
"Kalau dapet senang atau susah bareng-bareng itu namanya tetangga. Giliran susah jangan bicarakan gembar-gembor ke dunia," ujarnya saat ditemui dalam acara '31st ASEAN Senior Official Meeting On Energy And Its Associated Meetings' di Hotel Westin, Nusa Dua, Bali, Senin (24/6).
Masalah asap ini, menurutnya, sebaiknya dibicarakan bilateral saja. Pasalnya, terindikasi bahwa perusahaan Malaysia lah yang membakar hutan untuk membuka lahan. "Tetangga itu jangan pas enak bareng, pas tidak enak jadi nyalahin," tuturnya.
Pada kesempatan berbeda, Menteri Lingkungan Hidup Balthasar Kambuaya menegaskan telah mengirimkan tim investigasi untuk menyelidiki kebakaran hutan di Riau dan Jambi. Dari hasil penyelidikan, diduga ada 8 perusahaan yang melakukan pembakaran terhadap lahan miliknya.
"Diperkirakan ada delapan perusahaan," ucap Menteri Lingkungan Hidup, Balthasar Kambuaya di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (21/6).
Tim investigasi sedang menyelidiki 8 perusahaan yang diduga terlibat dalam kebakaran hutan. Dari seluruhnya, sebagian besar terindikasi perusahaan asing. "Kedelapan perusahaan tersebut terindikasi lebih banyak dari perusahaan asing selain pribumi," ungkapnya.
Sumber: Merdeka.com
Sekian: SBY sentil pejabat yang salahkan perusahaan Malaysia-Singapura
0 komentar:
Posting Komentar