Ratusan Pengusaha Angkutan Gulung Tikar
TRIBUNNEWS.COM, GARUT - Ratusan pengusaha angkutan umum di Kabupaten Garut, terancam gulung tingkar. Kenaikan harga BBM bersubsidi yang secara otomatis menaikkan tarif angkutan umum menurunkan jumlah penumpang dan akhirnya menurunkan jumlah pendapatan para pengusaha angkutan umum.
Ketua Dewan Pimpinan Cabang Organisasi Angkutan Darat (Organda) Kabupaten Garut, Dayun Ridwan, mengatakan penurunan jumlah penumpang angkutan umum dalam kota mencapai 40 persen dari biasanya. Hal ini terjadi sejak harga BBM naik 22 Juni 2013.
"Banyak penumpang yang beralih menggunakan angkutan lain seperti sepeda motor. Mungkin kenaikan tarif angkutan dalam kota sebesar 30 persen dianggap memberatkan. Penurunan ini terus terjadi sejak Sabtu hingga Senin ini," kata Dayun, Senin (24/6).
Dayun mengatakan banyak sopir angkutan umum yang terpaksa tidak mendapat penghasilan karena tidak bisa menaikkan tarif angkutan sesuai dengan keuntungan. Bahkan, ujar Dayun, banyak sopir yang merugi karena harus tetap membayar setoran angkot yang berkisar antara Rp 100 ribu sampai Rp 120 ribu per hari. Padahal, bisa saja penghasilan mereka kurang dari angka tersebut.
Menurut Dayun, jumlah angkutan dalam kota di Garut mencapai 1.050 unit dengan jumlah pengusaha sekitar 600 orang. Sementara itu, kendaraan mini bus antarkota dalam provinsi jenis elf sebanyak 936 kendaraan dengan jumlah pengusaha sekitar 700 orang.
"Perhatian pemerintah kepada awak angkutan juga sangat minim, tidak heran kalau para sopir berada di bawah garis kemiskinan terus," ujarnya.
Kerugian juga dialami pengusaha angkutan umum antarkota antarprovinsi. Para pengusaha, kata Dayun, harus membiayai uang jalan kendaraannya berlebih. Sebab para pengusaha bus belum menaikan tarif karcisnya, seperti jurusan Garut-Jakarta dengan harga Rp 35 ribu. (sam)
Sumber: TRIBUNNEWS.COM
Sekian: Ratusan Pengusaha Angkutan Gulung Tikar
0 komentar:
Posting Komentar