Minggu, 05 Desember 2010

Korea Utara

Negara yang mengadopsi sistem politik komunis ini, ternyata memiliki produk yang mendunia juga. Berdasar informasi dari wikipedia, dapat diperoleh informasi:



“Menurut perkiraan tahun 2002, sektor utama dalam ekonomi Korea Utara adalah industri (43,1%), diikuti oleh jasa (33,6%) dan pertanian (23,3%). Pada 2004, diperkirakan bahwa sektor pertanian menyerap 37% dari tenaga kerja, sementara industri dan jasa menyerap sisanya, 63%. Industri utama meliputi produk militer, pembuatan mesin, energi listrik, bahan kimia, pertambangan, perlogaman, sandang, pengolahan makanan dan pariwisata.

Pada 2005, menurut FAO, Korea Utara adalah produsen buah segar terbesar ke-10, dan produsen apel Korea Utara memiliki sumber daya alam yang substansial, dengan sumber daya utama meliputi besi, seng, batu bara, fluor, tembaga, garam, timbal, tungsten, grafit, magnesium, emas, pirit, fluorspar, dan listrik tenaga air. terbesar ke-19.”

Menariknya, Korea Utara juga menerima bantuan dari berbagai negara termasuk Korea Selatan. Korea Utara juga memberlakukan rumah, kesehatan, dan pendidikan diberikan secara gratis oleh negara dan pembayaran pajak telah dihapuskan sejak 1 April 1974.

Sementara dari sisi pertahanan, meskipun lemah secara ekonomi dan tertutup pada informasi global, Korea Utara memiliki militer yang baik, karena kerja sama dengan Uni Soviet (Rusia) dan Cina. Dalam situs http://www.globalfirepower.com dengan data tahun 2009, Korea Utara menempati peringkat ke-20 sementara Korea Selatan di peringkat ke-12 (Indonesia peringkat ke-14).

Dalam hubungan yang fluktuatif antara Korea Utara dan Uni Soviet (Rusia), pada 2000 telah diadakan sebuah kerjasama sebagai bentuk normalisasi hubungan antar kedua negara, yang diantara pasal-pasalnya termaktub:

“Pasal 2 dari perjanjian ini menyatakan bahwa jika terdapat bahaya agresi dari satu atau negara yang mengancam keamanan, dan terdapat situasi dimana ada kebutuhan untuk konsultasi dan kerjasama, kedua pihak akan saling mengkontak dalam tempo secepatnya”


Tentunya yang dikhawatirkan berbagai pihak adalah kemampuan rudal nuklir Korea Utara yang memiliki daya jelajah cukup jauh

Korea Selatan

Berbicara tentang ekonomi Korea Selatan tentu tak perlu diragukan lagi. Negara ini adalah salah satu negara maju di dunia, dan negara industri besar di Asia selain Cina, dan Jepang, yang dijuluki Macan Asia. Korea Selatan memiliki ekonomi terbesar ke-12 di dunia. Beberapa industri yang terkenal misal Hyundai, LG, Samsung, dan Daewoo. Dalam teknologi informatika dan telekomunikasi, Korea Selatan termasuk sangat maju dan pionir, seperti yang ditulis dalam wikipedia:

“Pada 2005, di samping merupakan pemimpin dalam akses internet kecepatan-tinggi, semikonduktor memori, monitor layar-datar dan telepon genggam, Korea Selatan berada dalam peringkat pertama dalam pembuatan kapal, ketiga dalam produksi ban, keempat dalam serat sintetis, kelima dalam otomotif dan keenam dalam baja”

Dari sisi pertahanan, Korea Selatan “menikmati” perlindungan dari Amerika Serikat sejak tahun 1953 dalam sebuah kerja sama pertahanan. Amerika Serikat menempatkan pasukannya di 16 markas di Korea Selatan dibawah bendera, Unites States Forces Korea, dengan rincian:

AD 19,755
AL 274
AU: 8,815
Marinir: 242

Belum ditambah pasukan yang ada di Jepang dibawah Armada Ketujuh AS yang beroperasi di Samudera Pasifik.

“Armada Ketujuh (Seventh Fleet) adalah salah satu kekuatan terbesar yang hingga kini masih dipertahankan. Dari markasnya di Yokosuka, Jepang, mereka rutin berlayar menjaga kepentingan AS di wilayah perairan seluas 52 juta mil persegi. Membentang dari barat AS sampai pantai timur Afrika, dan dari Kepulauan KurilAntartika. Kini, praktis tak ada satu pun negara yang mampu menandingi kekuatannya. Mereka memiliki 40-50 kapal perang, 350 pesawat terbang, serta 50.000 pelaut dan marinir. Dan, hampir separuh masa dalam setahun kapal-kapal itu meronda sampai .”

Konflik Korea Utara Korea Selatan Resmi Perang Saudara Bahaya Perang Nuklir Akibat Korut Vs Korsel. Selasa, 23 November 2010 pukul 14.30, Korea Utara (Korut) menembakkan lebih dari 200 artileri ke Pulau Yeonpyeong yang berada di wilayah Korea Selatan (Korsel). Akibat serangan itu, sekitar 60-70 rumah di pulau yang hanya 3 km dari perbatasan Korsel-Korut itu, hancur. Dengan ini, perang saudara antar kedua negara yang sudah lama bermusuhan ini pun resmi dimulai

Lokasi Pulau Yeonpyeoung jaraknya hanya sekitar 80 km dari Bandara Internasional Incheon, Korsel. Selain menghancurkan 60-70 rumah, serangan tiba-tiba itu turut melumpuhkan jaringan listrik, menewaskan dua marinir dan mencelakai puluhan lainnya, termasuk warga sipil. Warga Pulau Yeonpyeoung dan sekitarnya yang selamat segera diungsikan dengan perahu. Sebagian lagi memilih bertahan dan berlindung di dalam bunker.

Sekitar 10 menit kemudian, Korsel langsung membalas serangan artileri Korut. Korsel memuntahkan sedikitnya 80 tembakan dan mengirimkan satu pesawat tempur. Kedua pihak saling balas menghujani wilayah lawan dengan artileri selama hampir dua jam. Hasilnya, dua tentara Korsel tewas dan 17 lainnya luka para.

Itulah pertempuran terburuk sejak kedua negara bertetangga itu melakukan gencatan senjata yang mengakhiri Perang Korea tahun 1953 lalu.

Pemerintah Korsel segera menggelar rapat mendadak untuk mengambil tindakan tegas kalau-kalau Korut terus melancarkan aksi provokasinya. Akan tetapi, Presiden Korsel, Lee Myung-Bak, menyerukan upaya untuk meredam aksi saling tembak.



Alasan Serangan

Pertanyaannya, kenapa tiba-tiba Korut menyerang Korsel? Ternyata alasannya dipicu oleh kedatangan utusan Amerika Serikat ke Korsel. Amerika rupanya mencurigai Korut sedang membangun bom nuklir yang diindikasikan oleh penambangan uranium besar-besaran di negara itu.

Kabar penyerangan Korut ke Korsel langsung mendapat perhatian Presiden Amerika Serikat Barrack Obama. Tidak butuh waktu lama bagi Amerika untuk menunjukkan keberpihakannya kepada Korsel. Pada akhirnya, isu Korut menjadi prioritas utama bagi kepentingan luar negeri Amerika saat ini. USA Today bahkan melaporkan bahwa pejabat Gedung Putih terpaksa membangunkan Presiden Obama dari tidurnya walaupun saat itu baru pukul 03.55, atau Selasa dini hari waktu setempat.

Negara-Negara Lain Tunjukkan Keberpihakan
Tak hanya Amerika, Jepang pun memberikan dukugannya kepada Korsel. Selain itu, segera setelah serangan Korut terhadap Korsel, Amerika langsung mengontak negara-negara lain seperti Cina dan Rusia. Amerika meminta dukungan mereka untuk mendesak Korut menghentikan program nuklirnya.

Setelah itu, Rusia, dan negara-negara Eropa, turut mengumumkan kecaman mereka atas serangan Korut terhadap Korsel. Kecaman juga dikeluarkan oleh PBB lewat Sekjennya, Ban Ki-Moon, yang menyebut serangan Korut sebagai insiden terburuk sejak Perang Korea.

Rusia mengatakan dunia harus waspada terhadap konflik Korut-Korsel ini. Kecurigaan bahwa Korut telah berhasil membangun bom nuklir harus dijadikan kekhawatiran dunia. Karena, jika Korut dan Korsel terus saling serang, kemungkinan besar Korut akan menggunakan bom nuklir mereka dalam keadaan terdesak.

Jika hal ini terjadi, bukan hanya Korsel yang akan menjadi korban. Seluruh negara-negara Asia, bahkan mungkin daratan Eropa dan Amerika, akan terkena imbasnya. Kecemasan itu semakin bertambah karena tidak ada yang tahu sampai dimana kekuatan bom nuklir yang dibangun Korut. Jika kekuatannya terbilang dahsyat, bisa-bisa ekologi bumi ikut terpengaruh. Perubahan iklim dan cuaca dunia pun akan kena imbasnya.

Dukungan dari China
Tidak seperti negara-negara lainnya, China terkesan lebih hati-hati dalam bersikap. Media-media sana bahkan menyebut penyerangan tersebut sebagai “ketangguhan” Korut. Dalam pemberitaannya, China menahan diri untuk untuk tidak langsung menyalahkan Korut, tetapi menyoroti klaim negara itu yang mengatakan Korsel-lah yang memicu baku tembak.

0 komentar:

Posting Komentar